Kucoba goreskan pena
Tuk curahkan segala rasaku
Kecantikanmu tak jua ku sanggup
Lukiskan dengan kata-kataku
Sungguh, ku tak mampu melukisnya
Kucoba kembali goreskan pena
Tuk tuangkan segala asaku
Keanggunan sikapmu tak jua ku mampu
Torehkan dengan puisi-puisi indahku
Sungguh, aku lemah dengan kataku
Kaulah bidadari dari taman surgaku
Dan tak ada satu katapun
Yang mampu menyentuhmu
Penawar rindu
Tatapmu…
Adalah keteduhan hatiku
Senyummu…
Adalah kesejukan tuk jiwaku
Sentuhmu…
Adalah kedamaian hariku
Pelukmu…
Adalah penawar segala rinduku
Setia menanti
Tataplah cahaya yang ada di hadapmu
Melangkahlah
Kan kau temukan aku disana
Yang masih setia
Berdiri
Menanti
Kedatanganmu kembali
Keraguan ini
Pernah terbesit ragu di hati ini
Pertanyakan tentang cintamu
Karena sering ku temukan
Ada keraguan di matamu
Mungkinkah hanya perasaanku
Yang begitu takut tuk kehilanganmu
Ataukah hanya perasaanku
Yang terus dibayangi tentang rasa sayangku
Yang begitu sangat kepadamu
Tentang keindahan
Mataku lekat menatapnya
Seberkas sinar memancar dari bening
Bola matanya
Menyilaukanku
Menggodaku tuk memuji segala keindahannya
Senyumnya merayuku
Membawaku melayang tinggi
Hingga ke dasar nirwana’
Tawanya menghangatkanku
Membuaiku dalam sepiku
Hingga aku tertidur lelap
Dan enggan tuk tersadar lagi
Ada ketakutan yang terus menggodaku
Ketakutan untuk kehilanganmu
Untuk saat ini, esok dan seterusnya
Seperti gurun sahara yang terhampar
Aku begitu gersang tanpamu
Yang kurasa hanya sepi
Anganku terasa kosong
Nyawaku terasa tlah terhenti
Gelisahlah yang temaniku
Karena ku begitu butuhkanmu
Andai kau mengerti itu
Mampukah ku tetap pertahankanmu
Untuk tetap ada di sisiku
Tak kuasaku
Aku tak kuasa
Melihatmu menatapnya dengan cinta
Kau genggam jemarinya dengan hangat
Penuh kasih
Penuh arti
Aku tak kuasa
Tuk tetap berdiri dan menatapmu
Kau usap peluh yang basahi keningnya
Kau belay mesra rambut hitamnya
Dengan indah
Dengan cinta
Sungguh,
Ku tak kuasa tuk menatapnya
Bungaku
Bungaku,
Maafkan tentang kerapuhanku
Yang tak jua hadiahkan
Kebahagiaan di hatimu
Aku yang hanya mampu lukai hati
Dengan ucap laku bodohku
Sungguh aku malu
Tuk ungkapkan katqa
Bahwa aku menyayangimu
Bungaku,
Masih terbuka lebarkah
Pintu maaf itu untukku
Sepertiku yang terus mencoba
Tuk lekatkan senyum di bibir manismu
Sayangiku semampumu
Cintailah aku sebisamu
Saat ada dan tiadaku
Saat kuat dan rapuhku
Sepertiku yang tlah mengerti
Kesempurnaan hanyalah milik ilahi
Sayangilah aku semampumu
Saat tawa dan tangismu
Saat sadar dan lelapmu
Sepertiku yang mulai pahami
Keabadianpun hanya milik ilahi
jika
Jika satu saat kau lukai hatiku
Kan ku cintai kamu
Dengan sisa-sisa kepingan hatiku
Meski ku perih
Meski ku hanya kan menangis
Mencintaimu
Mencintaimu,
Ku hanya butuh hembuskan nafas
Yang masih ada di dadaku
Dan melupakanmu,
Ku hanya butuh hentikan nafas
Yang tersisa di dadaku
Kaulah penghiburku
Kau tlah buatku tertawa
Meski hati ini tengah terluka
Kau tlah buatku tersenyum
Meski mata ini tetap berkaca
Kaulah penghibur hatiku
Kaulah penjaga rasaku
Lalu,
Mengapa ku harus tinggalkanmu?
Ku cintai
Kan ku cintai kau apa adanya
Seperti awan yang meneduhkanmu
Dari teriknya surya itu
Kan ku sayangi kau apa adanya
Seperti rembulan yang selimutimu
Di malam-malam tidurmu
Saat kau mulai jauh
Mengertikah kamu,
Dengan mata ini yang slalu menatapmu
Meski dari jauh
Yang slalu berharap
Ku mampu menyentuhmu
Dengan jemari-jemari kecilku
Sadarkah kamu
Dengan langkah kecilku
Yang slalu berusaha dekatimu
Meski perlahan
Berbalut ragu
Hingga kusadari
Bahwa kau semakin jauh
Jangan pernah berubah
Jangan pernah berubah
Tuk tak mencintaiku lagi
Meski kau hanya mencobanya
Jangan pernah!
Karena nafasku kan terhenti
Jantungku takkan berdetak lagi
Dan mataku
Kan terus tertutup
Dan takkan terbuka lagi
Akankah tiba saatnya
Akankah tiba saatnya
Ku lepaskan resah jiwaku
Ku temukan tempat teduh
Tuk lepaskan rasa lelahku
Kudapatkan hangatnya pelukan cinta di dadaku
Ku temukan cinta sejatiku
Kemarahanku
Kemarahanku
Bukanlah karena tlah hilang
Rasa cinta di hati ini
Tapi,
Karena semakin dalamlah rasa itu
Hadir dan singgah di dadaku
Sehingga ku tak ingin kau salah
Salam menempuh jalanmu
Sebening cinta
Tataplah awan yang berarak
Hitunglah,
Sebanyak itulah aku menyayangimu
Tarik nafas dan hembuskanlah
Rasakan
Setenang itulah ku kan terus ada di sisimu
Menjagamu
Dengan hati sebening cinta
Gelas-gelas kaca
Gelas-gelas kaca
Berdenting berirama
Nyanyikan lagu-lagu cinta
Tentang rindu dan setia
Dengarkan
Dan rasakan keindahannya
Sehingga kau temukan dalami jauh selimuti galau
Pergi
Tak ada lagi kata yang mampu terucap
Semua terasa tlah hilang
Melebur bersama angin
Dan terbang ke alam hayal
Tak ada lagi cinta yang tersisa
Semua tlah menjadi luka
Luka yang begitu jauh terdampar
Dalam hati yang kini mulai merapuh
Kini kau tlah pergi’
Tinggalkan cinta dan mimpi
Jauh..
Hingga takkan pernah mampu kembali
Diantara Bunga
Dan diantara bunga
Tak kutemukan aroma wewangi selain darimu
Sungguh
Kau tlah hanyutkanku
Dalam pusaran cinta yang terindah
Dan diantara bunga
Tak kutemukan warna-warna keindahan selain darimu
Sungguh
Aku semakin hanyut dalam cintamu
Hingga jauh tinggalkan sadarku
Dan diantara bunga
Tak ada yang memiliki duri tertajam selain dirimu
Sungguh
Luka ini kurasa sangat dalam
Menghujam jantungku
Remukkan mimpiku
Hingga jauh tinggalkan teguhku